Jadikan Masa Remaja Lebih Indah Dengan Pengalaman yang Berkarakter

Selasa, 01 Oktober 2024

Rekam Jejak Digital


Rekam jejak digital adalah kumpulan data atau informasi yang ditinggalkan seseorang saat beraktivitas di dunia maya. Setiap kali kita menggunakan internet, seperti berselancar, bermedia sosial, berbelanja online, atau mengirim email, kita meninggalkan jejak digital.

Contoh rekam jejak digital:

  • Postingan di media sosial: Foto, video, status, komentar, dan interaksi lainnya yang kita lakukan di platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dll.
  • Riwayat pencarian: Kata kunci yang kita cari di mesin pencari seperti Google.
  • Riwayat pembelian online: Transaksi yang kita lakukan di toko online.
  • Email: Isi email, lampiran, dan alamat email yang kita gunakan.
  • Komentar di forum: Ulasan atau pendapat yang kita berikan di forum diskusi.

Mengapa rekam jejak digital penting?

  • Identitas digital: Rekam jejak digital membentuk identitas digital kita di dunia maya.
  • Peluang: Rekam jejak digital yang baik dapat membuka peluang pekerjaan atau kerjasama.
  • Risiko: Rekam jejak digital yang buruk dapat merusak reputasi dan menimbulkan masalah hukum.

Menjaga rekam jejak digital:

1. Berhati-hati dalam Berbagi Informasi Pribadi

  • Minimalkan informasi yang dibagikan: Hindari membagikan informasi pribadi yang terlalu detail seperti alamat lengkap, nomor telepon, atau tanggal lahir secara terbuka di media sosial.
  • Privasi pengaturan: Manfaatkan fitur privasi yang disediakan oleh platform media sosial untuk mengatur siapa saja yang dapat melihat postingan dan informasi pribadi Anda.
  • Periksa pengaturan privasi secara berkala: Platform media sosial seringkali mengubah pengaturan privasi, jadi pastikan Anda selalu memeriksa dan memperbarui pengaturan Anda.

2. Kelola Akun Media Sosial dengan Bijak

  • Berpikir sebelum memposting: Sebelum memposting sesuatu, pikirkan baik-baik apakah konten tersebut pantas untuk dibagikan dan apakah akan berdampak negatif pada reputasi Anda di masa depan.
  • Hapus konten yang tidak relevan: Secara berkala, hapus konten-konten lama yang sudah tidak relevan atau berpotensi merusak citra Anda.
  • Gunakan nama pengguna yang profesional: Pilih nama pengguna yang profesional dan tidak mengandung kata-kata kasar atau tidak pantas.

3. Lindungi Kata Sandi

  • Buat kata sandi yang kuat: Gunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol untuk membuat kata sandi yang sulit ditebak.
  • Jangan gunakan kata sandi yang sama: Gunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap akun.
  • Aktifkan autentikasi dua faktor: Tambahkan lapisan keamanan ekstra pada akun Anda dengan mengaktifkan autentikasi dua faktor.

4. Hati-hati dengan Tag dan Mention

  • Tolak tag yang tidak diinginkan: Anda dapat menolak tag dari orang lain yang tidak relevan atau tidak ingin dihubungkan dengan Anda.
  • Kelola daftar teman: Pertimbangkan kembali siapa saja yang Anda izinkan untuk menjadi teman di media sosial.

5. Gunakan Fitur Privasi Browser

  • Mode penjelajahan pribadi: Gunakan mode penjelajahan pribadi untuk mencegah riwayat pencarian dan cookie disimpan di perangkat Anda.
  • Hapus cookie dan cache secara berkala: Cookie dan cache dapat menyimpan informasi tentang aktivitas browsing Anda, jadi hapuslah secara berkala.

6. Manfaatkan Alat untuk Memantau Jejak Digital

  • Gunakan alat pencarian: Cari nama Anda di mesin pencari untuk melihat apa saja yang muncul.
  • Manfaatkan alat pemantauan media sosial: Ada beberapa alat yang dapat membantu Anda memantau apa yang orang katakan tentang Anda di media sosial.

7. Bersikap Bijak dalam Mengomentari

  • Hindari ujaran kebencian: Jangan menyebarkan ujaran kebencian atau komentar negatif yang dapat merugikan orang lain.
  • Berikan komentar yang konstruktif: Jika ingin memberikan komentar, sampaikan dengan cara yang sopan dan konstruktif.

Mengapa menjaga rekam jejak digital itu penting?

  • Peluang kerja: Banyak perusahaan yang menggunakan media sosial untuk melakukan rekrutmen. Rekam jejak digital yang buruk dapat mengurangi peluang Anda untuk mendapatkan pekerjaan.
  • Reputasi: Rekam jejak digital yang buruk dapat merusak reputasi Anda di mata orang lain.
  • Keamanan: Informasi pribadi yang terpapar secara online dapat meningkatkan risiko pencurian identitas dan kejahatan siber lainnya.

Di era digital seperti sekarang ini, kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain secara sopan dan menghargai perbedaan sangatlah penting.

Bertoleransi dan Berempati di Dunia Digital:

  1. Sadari Bahwa Setiap Orang Berbeda:
    • Perbedaan pendapat: Pahami bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Tidak semua orang akan memiliki pandangan yang sama dengan kita.
    • Latar belakang: Setiap orang memiliki latar belakang, budaya, dan pengalaman yang berbeda. Ini membentuk cara berpikir dan berperilaku mereka.
  2. Hormati Pendapat Orang Lain:
    • Dengarkan dengan terbuka: Berikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapatnya tanpa memotong.
    • Hindari generalisasi: Jangan membuat pernyataan yang terlalu general atau menyamaratakan suatu kelompok.
    • Jangan menyerang pribadi: Fokus pada isu, bukan pada orangnya. Hindari serangan pribadi yang dapat melukai perasaan orang lain.
  3. Gunakan Bahasa yang Sopan:
    • Pilih kata-kata dengan bijak: Hindari kata-kata kasar, menghina, atau provokatif.
    • Tulis dengan jelas: Pastikan pesan yang Anda sampaikan mudah dipahami.
    • Perhatikan intonasi: Meskipun dalam bentuk tulisan, intonasi pesan dapat terbaca dari pilihan kata dan tanda baca yang digunakan.
  4. Berpikir Sebelum Bertindak:
    • Pertimbangkan dampak: Sebelum memposting sesuatu, pikirkan baik-baik dampaknya terhadap orang lain.
    • Verifikasi informasi: Pastikan informasi yang Anda bagikan akurat sebelum menyebarkannya.
  5. Empati:
    • Bayangkan diri Anda di posisi orang lain: Coba lihat situasi dari sudut pandang orang lain.
    • Tunjukkan rasa peduli: Tunjukkan bahwa Anda peduli dengan perasaan orang lain.
  6. Hindari Hoax dan Berita Palsu:
    • Cek fakta: Sebelum membagikan informasi, pastikan kebenarannya.
    • Laporkan konten yang melanggar: Jika menemukan konten yang melanggar aturan atau menyebarkan kebencian, laporkan segera.
  7. Hormati Privasi:
    • Jangan menyebarkan informasi pribadi orang lain tanpa izin: Ini termasuk foto, video, atau data pribadi lainnya.
  8. Jaga Etika Bermedia Sosial:
    • Ikuti aturan komunitas: Setiap platform media sosial memiliki aturan komunitas yang harus ditaati.
    • Jangan cyberbullying: Hindari tindakan yang bertujuan untuk menyakiti atau mempermalukan orang lain secara online.

Perilaku Toleran dan Empati di Dunia Digital:

  • Memberikan komentar yang membangun: Jika tidak setuju dengan pendapat seseorang, sampaikan dengan cara yang sopan dan berikan alasan yang logis.
  • Membantu orang lain: Jika ada yang bertanya atau mengalami kesulitan, berikan bantuan yang Anda bisa.
  • Menghargai perbedaan pendapat: Akui bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan jangan memaksakan pandangan Anda pada orang lain.

Mengapa Penting untuk Bertoleransi dan Berempati di Dunia Digital?

  • Membangun komunitas yang positif: Lingkungan online yang positif dapat menjadi tempat yang nyaman untuk berinteraksi dan belajar.
  • Mencegah konflik: Dengan saling menghormati, kita dapat menghindari konflik yang tidak perlu.
  • Meningkatkan kualitas percakapan: Percakapan yang dilakukan dengan penuh toleransi dan empati akan lebih produktif dan bermanfaat.

FAKTA DAN OPINI

 


Fakta

Pengertian fakta dalam kalimat adalah menjadi sebuah sifat yang menunjukan bentuk kalimat berdasarkan situasi riil atau peristiwa, masalah, dan konteks wacana yang benar-benar terjadi. Kebenaran dalam fakta menciptakan ciri- ciri atau karakteristik pada kalimat tersebut agar dapat menampilkan kebenaran itu sendiri secara kebahasaan. Hal dikatakan sebuah fakta jika ditampilkan karena sudah teruji dan terbukti. 

Kalimat fakta kemudian dapat diartikan sebagai susunan bahasa yang menampilkan fenomena riil atau benar-benar terjadi tanpa adanya campuran pendapat, opini, atau perspektif penulis tentang kejadian atau fenomena yang sedang dibicarakan dalam konteks kalimat tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kalimat fakta bisa diidentifikasi jika tidak ada kalimat opini dalam konteks kalimat tersebut. 

Kalimat Fakta dalam konteks komunikasi tulis akan banyak kita temukan pada teks- teks berita yang sifatnya informatif. Seperti pada media cetak seperti Koran, majalah, buletin, brosur, dan sebagainya, dan media daring atau online seperti berita online di website atau video dan ilustrasi gambar.  Dalam praktiknya, berita memang bersifat objektif dan fakta sehingga harus berisi kalimat- kalimat yang benar- benar terjadi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada banyak orang. Itulah sebabnya kita hanya boleh mempercayai kebenaran atau fakta saja dalam berita agar tidak termakan informasi palsu. 

Ciri- ciri Fakta

Ada Data Akurat

Ciri- ciri yang pertama dimiliki kalimat fakta adalah menampilkan data yang jelas tentang peristiwa yang terjadi dalam konteks atau maksud dalam kalimat tersebut. Ada banyak bentuk data yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kalimat tersebut. Contohnya berupa bilangan statistic, tanggal dan waktu kejadian, pernyataan atau pengakuan, dan hal- hal lain yang sudah terverifikasi kebenarannya.  Berikut ini contoh kalimat yang menampilkan data akurat: Jumlah penduduk Negara Indonesia berdasarkan sensus pemerintah tahun 2019 mencapai lebih dari 3120 juta jiwa. 

Bersifat Objektif

Fakta bisa teridentifikasi dalam kalimat jika bersifat objektif yang menyatakan pernyataan netral atau tidak memihak siapapun yang sedang dibicarakan. Kalimat fakta memberikan konteks umum yang sudah diakui kebenarannya oleh banyak pihak. Keobjektifan dalam kalimat fakta dapat ditentukan dari pertimbangan data- data pada konteks kejadian agar berbicara sesuai kejadian yang benar- benar terjadi tanpa memberikan penilaian yang memihak. Berikut ini contoh kalimat yang objektif: Berdasarkan catatan Komnas Perempuan, angka kekerasan pada perempuan pada tahun 2021 meningkat sampai 20  persen lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2020. 

Telah Benar- benar Terjadi

Hal yang paling mudah diidentifikasi kalimat fakta adalah melihat konteks kalimat yang menunjukan situasi yang benar- benar terjadi. Konteks kalimat tersebut benar- benar terjadi yang ditampilkan dengan kelogisan atau logika berpikir bahwa kejadian tersebut memang benar- benar telah terjadi dan ada banyak pasang mata yang melihatnya atau mendengar kejadian tersebut. Jadi untuk menentukan kalimat fakta ada banyak elemen yang perlu Grameds perhatikan, salah satunya adalah narasumber fakta tersebut bisa muncul.

Kalimat Fakta

  • Sapi adalah hewan yang berkaki empat dan makhluk herbivora.
  • Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki 5 pulau besar, yakni Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan Jawa.
  • Gula Jawa adalah material yang bisa membuat minuman menjadi memiliki cita rasa manis.
  • Pensil Yang dijual oleh beberapa swalayan memiliki harga diatas sepuluh ribu rupiah.
  • Oksigen adalah sebuah energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk bertahan hidup.
  • Negara Kesatuan Republik Indonesia berhasil merdeka pada 17 Agustus 1945 atas penjajahan Belanda dan Jepang.
  • Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan dan bahasa resmi yang digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
  • Matahari terbit di sebelah timur pada pagi hari dan terbenam di sebelah barat pada sore hari.
  • Ayam dan burung termasuk dalam kategori binatang unggas yang berkembang biak dengan bertelur.
  •  Joko Widodo adalah Presiden Republik Indonesia ke delapan.

Opini

Opini adalah suatu bentuk pendapat, pemikiran, atau pendirian seseorang saat menghadapi fenomena tertentu berdasarkan perspektifnya. Itulah sebabnya sebuah opini bergantung dari siapa yang mengungkapnya bukan kejadian fakta yang terjadi, melainkan tanggapan atas kemunculan kejadian itu. Maka menjadi hal wajar jika dalam satu fenomena tertentu akan banyak muncul opini yang berbeda-beda sesuai dengan perspektif masing-masing orang. 

Dalam praktiknya, opini biasanya juga mencantumkan fakta- fakta dan data- data untuk menguatkan argumen atau opini seseorang. Dalam menyampaikan opini tertentu biasanya membutuhkan fakta- fakta tertentu agar opini tersebut semakin kuat dan dapat meyakinkan seseorang. Jika opini hanya Itulah sebabnya opini tidak bisa dilepaskan dari fakta- fakta karena jika opini muncul tanpa diimbangi fakta maka akan lemah pendapatannya dibandingkan dengan keterlibatan fakta dan data dalam menampilkan opini.

Ciri- ciri Opini

Mengandung Pendapat Pribadi

Opini identic dengan pandangan atau pendapat pribadi seseorang tentang fenomena tertentu berdasarkan pengalaman- pengalaman atau pengetahuan yang orang itu miliki. Karena sifatnya yang personal inilah kita banyak menemukan opini yang beragam dalam satu fenomena tertentu. Jadi opini memang membawa personal atau pribadi itu sendiri, misalnya pendapat seorang ahli, pandangan akademisi, tanggapan masyarakat, dan sebagainya. 

Contoh kalimat opini yang mengandung pendapat pribadi sebagai berikut: Kapolsek menduga ada pihak tertentu yang sengaja membakar ruko pinggir jalan tersebut di Jakarta Utara. 

Bersifat Subjektif

Berkebalikan dari fakta yang bersifat objektif, mka opini bersifat subjektif karena memang memiliki tujuan untuk menilai dan memberi pandangan untuk memihak salah satu pihak dalam suatu fenomena tertentu. Subjektif berarti opini tidak bisa bersifat netral karena dikemukakan hanya menurut salah satu pihak. Contoh kalimat opini yang bersifat subjektif, seperti berikut ini: Saya yakin dia melanggar aturan hukum yang berlaku.  

Memiliki Kata-Kata yang Sifatnya Relatif

Kalimat opini cenderung banyak menggunakan kata- kata yang relatif atau kata dan frasa yang bisa berubah tergantung dari siapa yang mengucapkannya. Beberapa kata- kata yang menunjukan kerelatifan adalah paling, lebih, agak, dan Biasanya. Berikut ini contoh kalimat opini yang menggunakan kata- kata yang bersifat relatif : Semakin dekat dengan pemilihan presiden biasanya akan muncul lebih banyak black campaign yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Kalimat Opini

  • Rumah milik artis Hollywood tersebut besar sekali.
  • Orang kurus biasanya tidak suka dan jarang makan. 
  • Perut buncit bisa terjadi karena setelah makan seseorang langsung tidur. 
  • Indonesia adalah negara yang sangat indah dan nyaman untuk ditinggali.
  • Mobil keluaran terbaru dari Suzuki sangat cepat dibandingkan versi dalam kelasnya.
  • Makanan buatan ibu hari ini sangat lezat.
  • Tampaknya nanti sore akan turun hujan deras dan disertai dengan angin kencang.
  • Soto Surabaya akan terasa lebih gurih jika ditambahkan dengan sedikit perasan air jeruk.
  • Bunga mawar adalah bunga yang paling indah dibandingkan bunga- bunga lainya.
  • Matematika dan Fisika adalah mata pelajaran yang paling susah dan banyak dibenci oleh siswa sekolah.

PERBEDAAN FAKTA DAN OPINI

Perbedaan fakta dan opini dalam sebuah tulisan dapat Grameds kenali dari sifat- sifatnya dalam kalimat. Sifat- sifat inilah yang kemudian juga menciptakan tujuan dari kalimat fakta dan opini tersebut. Berikut ini perbedaan fakta dan opini dari sifatnya dalam kalimat:

Kalimat Fakta

  • Informasi dalam kalimat dapat dibuktikan kebenarannya
  • Berisi data- data yang bersifat kuantitatif atau angka dan kualitatif atau sebuah pernyataan
  •  Memiliki data yang akurat seperti keterangan waktu, tanggal, tempat dan peristiwa
  •  Dikumpulkan dari berbagai narasumber yang terpercaya
  •  Bersifat objektif, yakni menampilkan data yang sebenarnya dan bukan dibuat-buat dan ilengkapi dengan gambar objek yang jelas
  •  Biasanya dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H
  •  Menyampaikan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi
  •  Informasi datang dari kejadian yang sebenarnya
  •  Pengungkapan fakta yang deskriptif dan apa adanya
  •  Penalaran fakta secara induktif

Kalimat Opini

  • Kalimat opini dipengaruhi data pendukung atau konteks didalamnya
  • Bersifat subjektif dan bergantung pada kepentingan tertentu yang disertai dengan pendapat, saran, dan kalimat berupa uraian penjelasan
  • Tidak berasal dari narasumber melainkan bersifat personal
  • Berisi pendapat tentang peristiwa atau fenomena yang terjadi
  • Memberikan pandangan peristiwa yang belum pasti terjadi atau bisa terjadi di kemudian hari
  • Hasil pemikiran atau pendapat seseorang atau kelompok terhadap isu tertentu
  • Informasi yang disampaikan belum memiliki pembuktian yang konkret
  • Ditandai dengan penggunaan kata-kata, seperto bisa jadi, sepertinya, mungkin, seharusnya, dan sebaiknya
  • Opini biasanya diungkapkan secara argumentatif dan persuasif
  • Penalaran opini menggunakan pendekatan deduktif