Jadikan Masa Remaja Lebih Indah Dengan Pengalaman yang Berkarakter

Minggu, 28 September 2025

Mendidik Anak Indonesia Hebat

Bapak dan Ibu Guru yang kami banggakan,


Kita semua percaya bahwa anak-anak kita adalah masa depan bangsa. Tugas mulia kita bukan sekadar mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan karakter, keterampilan hidup, dan kebijaksanaan agar mereka siap menghadapi abad ke-21 dengan penuh percaya diri.

Kini, arah pendidikan Indonesia telah ditegaskan melalui Profil Lulusan 8 Dimensi, yaitu:

1. Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan YME

2. Kewargaan

3. Penalaran Kritis

4. Kreativitas

5. Kolaborasi

6. Kemandirian

7. Kesehatan

8. Komunikasi

Delapan dimensi ini adalah kompas yang akan menuntun setiap anak agar tumbuh menjadi pribadi yang utuh: beriman, berkarakter, sehat jasmani dan rohani, cerdas, kreatif, serta mampu berkontribusi di masyarakat.

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) hadir untuk memastikan hal ini tercapai. Belajar tidak lagi sebatas menghafal, tetapi mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman nyata, melatih nalar kritis, memecahkan masalah, dan menemukan makna. Anak-anak belajar dengan penuh kesadaran (mindful), merasa senang (joyful), dan menghayati pembelajaran sebagai bagian dari kehidupan.

Sebagai penguat, mari kita tanamkan pula 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang sederhana namun berdampak besar:

1.Disiplin waktu dan tanggung jawab

2.Gemar membaca dan belajar sepanjang hayat

3.Menjaga kebersihan dan kesehatan

4.Peduli sesama dan lingkungan

5.Berani mencoba dan berinovasi

6.Kerja sama dan gotong royong

7.Berdoa dan bersyukur dalam setiap langkah

Ketika 8 Dimensi Profil Lulusan dipadukan dengan Pembelajaran Mendalam dan diperkuat oleh 7 Kebiasaan Hebat, maka anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi emas Indonesia—cerdas, berakhlak, sehat, berdaya cipta, dan siap menghadapi masa depan.

 Mari, Bapak dan Ibu Guru, kita jadikan kelas sebagai taman belajar yang hidup. Setiap aktivitas belajar bukan hanya tentang nilai akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan keterampilan hidup.

Karena pada akhirnya, keberhasilan pendidikan bukan hanya diukur dari berapa banyak pengetahuan yang diingat murid, tetapi seberapa jauh mereka menjadi manusia yang beriman, berilmu, berkarakter, dan bermanfaat bagi bangsa serta dunia.

Rabu, 24 September 2025

Menjadi Kepala Sekolah Pembelajar


Di tengah perubahan zaman yang begitu cepat, peran kepala sekolah dasar tidak lagi sekadar sebagai pengelola administrasi atau penjaga rutinitas. Kepala sekolah hari ini adalah pemimpin pembelajar, penggerak perubahan, dan penginspirasi masa depan. Ia adalah nakhoda yang menuntun seluruh ekosistem sekolah untuk terus berbenah dan melampaui standar pelayanan pendidikan.

1. Meningkatkan Standar Pelayanan: Dari Sekolah Menjadi Rumah Kedua

Sekolah dasar bukan hanya tempat belajar membaca, menulis, dan berhitung — ia adalah “rumah kedua” bagi anak-anak Indonesia. Maka, standar pelayanan harus tumbuh dari sekadar formalitas menjadi layanan yang penuh kasih, inklusif, ramah anak, dan relevan dengan kehidupan.

Mulailah dengan pertanyaan reflektif:

* Apakah setiap anak merasa aman, dihargai, dan diterima di sekolah ini?

* Apakah setiap guru tumbuh menjadi pendidik yang menginspirasi?

* Apakah lingkungan sekolah memantik rasa ingin tahu dan semangat belajar?

Peningkatan mutu pelayanan bukanlah proyek sesaat, melainkan perjalanan berkelanjutan menuju keunggulan.

2. Menuntun Profil Pelajar Pancasila: Delapan Dimensi Sebagai Kompas

Standar pelayanan yang bermakna selalu mengacu pada tujuan akhir pendidikan: mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Delapan dimensi yang menjadi arah pembangunan karakter dan kompetensi peserta didik — mulai dari beriman dan bertakwa hingga berpikir kritis dan kreatif — harus menjadi jiwa dari seluruh program sekolah.

Kepala sekolah perlu memastikan bahwa setiap keputusan, inovasi, dan kebijakan diarahkan untuk:

* Menumbuhkan karakter beriman, berakhlak mulia, dan berwawasan kebinekaan.

* Membentuk pelajar mandiri, bernalar kritis, kreatif, dan mampu bergotong royong.

* Menghadirkan pembelajaran yang relevan dengan tantangan abad 21 tanpa kehilangan akar budaya bangsa.

3. Menginternalisasi “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”

Karakter tidak tumbuh dari ceramah, tetapi dari kebiasaan yang diteladankan. Kepala sekolah berperan sebagai teladan utama dalam menghidupkan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat di lingkungan sekolah, seperti:

1. Beriman dan bersyukur setiap hari.

2. Disiplin dan bertanggung jawab.

3. Gemar membaca dan belajar.

4. Menyayangi sesama dan lingkungan.

5. Berani mencoba dan pantang menyerah.

6. Kreatif dan berpikir terbuka.

7. Sopan santun dan berakhlak mulia.

Jika nilai-nilai ini hidup dalam budaya sekolah, maka hasilnya bukan sekadar nilai akademik tinggi, tetapi anak-anak yang siap menjadi pemimpin masa depan.

4. Pembelajaran Mendalam: Dari Hafalan ke Pemaknaan

Peran kepala sekolah juga adalah memastikan guru bergerak dari “mengajar untuk ujian” menuju “mengajar untuk kehidupan.” Pembelajaran mendalam (deep learning) bukan soal materi yang banyak, tetapi bagaimana anak:

* Mengaitkan pengetahuan dengan konteks nyata.

* Memecahkan masalah secara kolaboratif.

* Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

* Memaknai pembelajaran sebagai proses menemukan jati diri.

Kepala sekolah perlu menciptakan ekosistem yang mendorong guru menjadi fasilitator, pembimbing, dan penuntun belajar sejati.

5. Merangkul Peran Serta Orang Tua: Sinergi Tiga Pilar

Sekolah hebat tidak berdiri sendiri. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Maka, peran kepala sekolah sangat krusial dalam membangun kemitraan yang tulus dengan orang tua. Libatkan mereka bukan hanya dalam rapat atau kegiatan seremonial, tetapi dalam:

* Proses pengambilan keputusan sekolah.

* Perancangan program pengembangan karakter.

* Pendampingan pembelajaran di rumah.

Ketika rumah dan sekolah berjalan beriringan, anak-anak akan tumbuh lebih kuat, percaya diri, dan berkarakter.

Penutup: Kepala Sekolah Hebat Lahir dari Keberanian Berbenah

Perubahan tidak akan terjadi hanya dengan rencana, tetapi dengan komitmen, keteladanan, dan keberanian untuk terus berbenah. Kepala sekolah hebat bukan yang sempurna, tetapi yang setiap hari bertanya: “Apa lagi yang bisa saya perbaiki hari ini untuk anak-anak?”

Mari kita jadikan sekolah dasar sebagai taman yang menumbuhkan generasi unggul, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan.

Karena masa depan bangsa dimulai dari ruang kelas yang penuh cinta, dipimpin oleh kepala sekolah yang berjiwa pembelajar.

ARIEF PRASETIYAWAN, S,Pd
Pengawas Sekolah Dasar Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap