sederhana, bila dibandingkan dengan sintaksis bahasa pemrograman.
Pseudocode yang digunakan pada penulisan algoritma dapat berupa sembarangan bahasa, namun tetap terstruktur. Tujuannya adalah agar lebih mudah dibaca dan dipahami pembaca awam. Dengan pseudocode kamu bisa menuliskan algoritma dalam bahasa manusia.
Walau
begitu, ia bukanlah bahasa pemrograman, karena sebuah bahasa pemrograman harus
memiliki aturan dalam penulisannya. Karena ini pseudocode tidak
dikategorikan sebagai bahasa pemrograman.
Fungsinya hanya membantu proses penulisan algoritma saja. Ia bisa membantu kamu mendapatkan gambaran bagaimana alur dari program yang akan dibuat.
Ciri-ciri Pseudocode
Untuk
membuat kamu lebih memahami pseudocode, kamu juga harus mengenali
ciri-ciri pseudocode, antara lain:
- Ü Menggunakan pola bahasa Inggris yang
sederhana.
- Ü Tidak memiliki standar aturan
tertentu dalam penulisannya.
- Ü Menggunakan simbol atau sintaksis
dari suatu program, seperti ←, <, >, <=, >=, dan sebagainya.
- Ü Tidak menggunakan diagram melainkan
ditulis dalam urutan suatu kejadian atau permasalahan.
- Ü Berisi langkah-langkah untuk menyelesaikan
sebuah masalah, akan tetapi bentuk. masalahnya sedikit berbeda dari algoritma.
Notasi Pseudocode
Walau tidak
punya aturan tertulis, kode ini punya notasi. Notasi-notasi pseudocode yang
paling sering digunakan antara lain:
- Ü INPUT, untuk memasukkan sesuatu,
misalnya klik tombol.
- Ü OUTPUT, menampilkan sesuatu,
misalnya pesan yang tampil di layar.
- Ü WHILE, proses yang terjadi di balik
layar.
- Ü REPEAT x UNTIL y, proses pengulangan
x hingga y terjadi.
- Ü IF a THEN b ELSE c, logika layaknya
jika A, maka B, jika tidak maka C.
Notasi-notasi
ini tidak bersifat kaku, kamu masih bisa memodifikasinya sesuai kebutuhan.
Fungsi Pseudocode
Tidak hanya
membuat manusia lebih paham, pseudocode adalah kode semu juga
memiliki fungsi lainnya, antara lain:
- Ü Menjadi alat dokumentasi.
- Ü Mempermudah proses penerjemahan
menjadi suatu bahasa pemrograman.
- Ü Dapat digunakan untuk proses
menemukan ide tanpa harus memikirkan implementasi.
- Ü Lebih mudah mengembangkan aplikasi
yang sedang dibuat.
Algoritma HitungFaktorial(n)
Jika n = 0 atau n = 1
Kembalikan 1
Lainnya
faktorial <- 1
Untuk i dari 2 sampai n
faktorial <- faktorial * i
Kembalikan faktorial
Pseudocode
di atas menggambarkan algoritma untuk menghitung faktorial dari sebuah bilangan
Menghitung
faktorial suatu bilangan secara rekursif.
Algoritma Faktorial(n)
Jika n = 0 atau n = 1 maka
Kembalikan 1
Lainnya
Kembalikan n * Faktorial(n - 1)
Penjelasan:
- Jika n adalah 0 atau 1,
faktorialnya adalah 1.
- Jika n lebih besar dari 1,
faktorialnya adalah n dikalikan dengan faktorial dari n-1.
Contoh-contoh Algoritma Pseudocode dalam Kehidupan Sehari-hari
Baik secara sadar maupun tidak, ternyata ada banyak contoh-contoh algoritma
pseudocode dalam kehidupan sehari-hari loh!
Berikut adalah beberapa contoh-contoh algoritma pseudocode dalam
kehidupan sehari-hari sederhana yang mungkin pernah kamu temukan.
Kalau kamu masih kesulitan untuk memahami konsep algoritma pseudocode ini,
cobalah perhatikan contoh representasinya berikut ini:
- Ü
Buka kemasan mi instan
- Ü Rebus air
di panci
- Ü Masukkan
mi instan
- Ü Aduk
hingga mengembang dan matang
- Ü Masukkan
ke dalam piring atau mangkuk
- Ü Tuangkan
bumbu
- Ü Aduk
hingga rata
- Ü Selesai